Mayoritas umat Islam dengan keberagaman pemahaman, keyakinan dan ritual keislamannya mengklaim dan berharap mereka adalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah (Sunni, Aswaja). Klaim Sunni tumbuh dari ekspresi pemahaman yang meyakini bahwa di akhir zaman umat Islam terpecah-pecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) aliran. Satu di antara aliran itu yang selamat, kelak masuk surga, yakni Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah. Sejak istilah Sunnah muncul dan dipahami berbeda apalagi ada yang merasa yakin dirinya termasuk ahlu sunnah wa jama’ah atau orang yang telah menemukan kebenaran teologis-agama. Maka, di sinilah awal muncul arogansi yang mudah memvonis “sesat” atau “kafir” tatkala berbeda sudut pandang. Padahal, vonis kafir (sesat) dan klaim diri sebagai yang paling benar adalah kesesatan menurut al-Qur’an.
Siapa saja yang dapat disebut dengan Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah, yang merasa dirinya sebagai Sunni sehingga dengan mudah mengklaim sebagai pemilik otoritas kebenaran?
Buku ini sangat layak untuk dibaca, sangat penting bagi semua pihak untuk membacanya, ketika melihat dinamika pemikiran teologis Islam yang akhir-akhir ini marak terjadi di tengah umat, mengenai siapa yang dimaksud dengan klaim Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah (Sunni, Aswaja). Apakah mereka yang disebut Wahabi yang memiliki corak pikir “sederhana” dengan memperlakukan wahyu “apa adanya” tanpa melakukan interpretatif layaknya mayoritas kaum Salaf (generasi awal Islam) yang patut dan layak menggunakan klaim gelar tersebut, ataukah kelompok yang datang belakangan (khalaf) yang corak pemikirannya sudah bercampur dengan ilmu kalam?
Berikut kami cantumkan sebuah buku yang sangat menarik untuk dibaca/dikaji terkait dengan Sunni & Wahabi, selamat membaca, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar yang Anda berikan, akan menjadi masukan dan akan ditinjau untuk perbaikan selanjutnya.